PERTEMUAN
Dina
masih melamunkan seorang cowok yang ia temui tadi pagi di depan sekolah. Ia
senyum-senyum sendiri memikirkan cowok misterius itu.
Siapa dia? Astaga matanya begitu indah dan
lembut. Andaikan aku.....
Brakkk!!
“
apa yang kamu lamunkan dina ? “ suara seorang wanita yang terdengar seperti
marah.
“pangeran,
eh hah tidak ada bu” jawab dina.
“
apa pangeran ? apa-apaan kamu ini !! kamu saya hukum !! kerjakan semua soal yang ada di papan
tulis”
“apa?
Tapi bu...”
“sudah
, cepat sana !!!”
Dina
pun bergegas berdiri dan menuju ke arah papan tulis. Ia hanya bisa bilang “WOW”
saat melihat begitu banyak angka-angka di papan tulis. 10 menit kemudian ia
selesai mengerjakan soal-soal tersebut, untungnya dina adalah seorang siswi
yang bisa dibilang pintar matematika dikelasnya.
Setelah
ia pulang ke bangkunya, rita menanyakan sesuatu kepadanya.
“apa
yang kamu pikirkan tadi” tanya rita.
“hah?
Gak ada”
“bo`ong”
“hmm”
“pasti
kamu lagi suka dengan seseorang ya?”
“hehhehe
bisa dibilang begitu”
“cieee
siapa siapa?”
“
tapi aku cuman sekedar kagum aja sih”
“iya,
siapa dia ?”
“gak
tau”
“lah?”
“aku
baru ketemu di tadi pagi”
“cieeepandangan
pertama hahaha, dimana?”
“depan
sekoloah”
“hmm,
dia sekolah disini?”
“sepertinya
begitu”
“jadi
kamu belum kenal dia?”
“belum,
tapi aku punya panggilan khusus untuknya”
“apa
itu”
“topi
putih”
“hah?”
“karna dia
menggunakan topi berwarna putih”
Bel pun berbunyi, tanda
berakhirnya pelajaran matematika dan digantikan dengan istirahat. Tiba-tiba
dina tersentak kaget melihat seorang cowok datang ke kelasnya.
“rit, itu dia si
topi putih”
“hah dia?”
“hey rit, lo
liat karina gak?” Tanya cowok bertopi putih.
“karina? Kagak tuh.
Mungkin dia ke kantin?” jawab rita.
“udah gue cari,
tapi gak ada”
“emangnya ada
apa?”
“bukan urusan
lo!” jawab cowok bertopi putih ketus.
Cowok bertopi putih itu langsung
meninggalkan kelas. Dari tadi dina sok menyibukkan diri disaaat ada cowok
bertopi putihitu ada dikelasnya. Ia malu dan grogi saat melihat cowok itu.
“jadi
kamu suka dengan aldi” Tanya rita
“aldi ? si topi
putih maksudnya?” Tanya dina balik.
“iya, kamu
yakin?”
“kok kamu nanya
gitu sih ? emangnya kamu kenal?”
“kenal lah, dia
itu temen aku waktu SMP. Dia itu orangnya sombong, angkuh, aneh pokoknya.”
“hah? Masa?”
“iya, dia itu
pernah jadi bahan taruhan teman-teman dekat aku.”
“heh, kok gitu?”
“cerita nya dulu
itu kami taruhan kalo bella, teman salah satu dari teman dekatku. Kalo dia bisa
mendapatkan hatinya aldi, dia bakal kami traktir sepuanya. Berhubung bella ini
anaknya pd, jadi dia deketin aldi. Yah, lama kelamaan pun aldi juga suka sama
dia. Yah mereka jadian deh. Tapi itu tak berlangsung lama, ternyata aldi tau
yang sebenarnya”
“ckkckck, jahat
banget sih”
“yehhh itu kan
dulu”.
Dina tak percaya apa yang
dikatakan oleh rita. Masa cowok yang mempunyai mata selembut itu bisa bersifat
sombong? Tapi dia percaya kalau si topi putih maksudnya aldi adalah bukan orang
yang apa dikatakan oleh rita.
***
Keesokkan harinya, dina
berangkat dengan waktu yang sama dimana ketika ia bertemu dengan aldi. Tapi ternyata
dia tak menemukan sosok si topi putih itu.
“hey din!! Pagi-pagi
udah kelihatan lemes aja. Kenapa ?” Tanya rita.
“gak ketemu dia
lagi rit” jawab dina lesu.
“cieeee, payah
nih yang lagi kasmaran. Noh sana, dia di kelas XI 7”
“hah ? beneran ?”
“lah?lah mau
kemana din ?”
“ada deh” teriak
dina.
Dina bergegas menuju kelas XI7,
saat di depan kelas tersebut, ia lirikan matanya kearah kelas tersebut namun
lagi lagi ia tak bertemu dengan pangerannya. Ia kembali ke kelasnya dengan
perasaan kecewa.
***
Hari ini adalah hari minggu
dimana semua ekskull beraktifitas. Dina memilih ekskull karate. Dan ia tahu
bahwa karate bukan dirinya. Namun ia ikut ekskull tersebut karena paksaan rita,
sahabatnya. Tepat pukul 7 ia tiba disekolah.
“din, buruan kumpul
dilapangan” pinta rita.
“oke bos”
Anak anak ekskull karate pun
berkumpul dilapangan dan melakukan pemanasan. Tiba-tiba…..
Astaga , itu aldi yang sedang bermain
basket?
Dina melihat sesosok cowok yang
sedang bermain basket yang mirip dengan aldi.
Yah. Itu memang benar dia. Ternyata dia ikut
ekskull basket
“hey kamu!”
suara dari seorang pelatih karate.
“saya pak ?” Tanya
dina.
“ia kamu ! turun
pusp up 10 kali sekarang!”
“hah? Kok gitu
pak ?”
“kamu tidak
konsentrasi”
“wow”
Akhirnya dina pun terpaksa push
up sebanyak 10 kali. Ia belum terbiasa pusp up makanya baru 10 kali saja dia
sudah merasakan lelah.
“rit, capek
banget”
“udah jangan
ngeluh, kamu hanya belum terbiasa aja”
“huft!”
“tadi kamu
ngapain? Sampe kena hokum gitu?”
“liat orang”
“liat orang? Emangnya
laitin siapa?”
“tuh orang yang
lagi main basket disana”
“hah?”
“ yap”
“pantesan aja”
“hahhahah,
begitulah”
‘hey kamu!!! Pusp
up lagi sebanyak 20 kali! Suruhan pak tono, pelatih karate.
“ha ? kok lagi
pak?” Tanya dina
“karena kamu
berbicara dan tertawa”
Lagi lagi dina kena hokum oleh
pak tono. Dan kali ini ia terlihat begitu amat lelah.
Duh baru pemanasan udah capek kayak gini. Ini
semua gara-gara aldi ni
Dina pun gak konsen, matanya terus tertuju tepat
kepada aldi. Setelah pemanasan pak tono menyuruh semua anak-anak lari memutari
sekolah sebanyak 3 kali.
“aduh rit, aku
gak kuat deh” keluh dina.
“duh din , baru
segini aja udah k.o. kamu itu belum terbiasa aja”
“baru pemanasan aja
udah hamper mati kau”
“siapa suruh
liatin aldi”
“lah, mana aku
tahu kalo pak tono bakal segalak itu”
“makanya lain
kali harus konsen”
“aww”
“eh kenapa din?”
“ kaki aku”
Kaki dina terkena beling disaat
ia lari. Akhirnya ia hanya bisa berlari pelan-pelan dan rita menemaninya bahkan
merekan tertiggal jauh oleh teman-teman lainnya.
“kalian ini dari
mana saja?” Tanya pak tono
“ maaf pak,
kakinya dina tadi terkena beling”
“oh ya sudah
kamu dian istirahat saja dulu sana”
“baik pak”
Untung aja bapak itu ngerti, kalo belum tahu
alasannya pasti bakal kena pus up lagi. Mampus dah
Dina menuju bangku taman dimana biasanya para
siswa/I menyimpan tas. Tiba-tiba aldi berlari kea rah dina. Dina tersentak kaget,
ia tak tahu apa yang harus ia lakukan. Lari? Tak mungkin, kakinya sedang sakit.
“ eh lo!!”
bentak aldi
“aku” jawab dina
dengan terbata-bata.
“iya lo!!! Siapa
lagi?! Minggir lo!!! Kalo duduk itu liat-liat dong!! Ngalangin tas gue aja lo!!
Dian tersentak kaget saat
seseorang cowok yang ia kagumi tersebut membentaknya.
“maaf”
Kata itu yang hanya bisa keluar
dari mulutnya. Ia diam membisu, ia tak menyangka kalau aldi bakal bersikap
seperti itu kepadanya.
To be continue
0 komentar:
Posting Komentar